Sabtu, 27 Oktober 2012

Cerita Tragis Reaktor Nuklir Chernobyl

Beberapa hari yang lalu saya nonton film "Chernobyl Diaries" yang didapat dari mengunduh secara gratis dari situs ini. Oke, mari kita kesampingkan UU No. 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta dan langsung masuk ke bahasan. Intinya, film "Chernobyl Diaries" itu adalah film ber-genre horor yang menceritakan petualangan 6 pemuda yang "berwisata" di Pripyat, daerah di Ukraina yang ditinggal oleh penghuninya sejak ledakan Reaktor Nuklir Chernobyl, 26 tahun yang lalu. Pada wisata yang oleh tour guide sebut dengan "extreme tour" itulah mereka menemui berbagai makhluk-makhluk mengerikan, hingga akhirnya mereka semua menemui ajal satu per satu.

Jalan cerita film tersebut kurang menarik bagi saya, namun yang menarik adalah tragedi ledakan reaktor nuklir yang terjadi 26 tahun yang lalu, tepatnya 26 April 1986. Tragedi ini disebut-sebut sebagai kecelakaan nuklir terparah sepanjang catatan sejarah, sejak Tragedi Bom Atom Hiroshima dan Nagasaki pada Perang Dunia ke-2. Ceritanya pada waktu itu, pukul 01.23 waktu setempat, terjadi ledakan pada reaktor nomor 4 PLTN Chernobyl. Penyebab dari kecelakaan diduga berasal dari operator yang melanggar beberapa prosedur keamanan saat melakukan perawatan pada reaktor, sehari sebelum terjadi ledakan (Baca artikel di  situs ini). Penemuan lain menyebutkan bahwa kesalahan berasal dari desain yang "cacat" reaktor itu sendiri, yaitu reaktor berpendingin air ringan dan moderator grafit.

Bekas ledakan Reaktor IV Chernobyl
Dampak dari ledakan itu sendiri dirasakan langsung oleh orang-orang yang tinggal di Pripyat, kota kecil yang terletak sangat dekat dengan PLTN Chernobyl. Begitu pula dengan tim pemadam kebakaran yang datang langsung di lokasi kejadian. Daerah bekas ledakan itu kontan menjadi lingkungan radioaktif dengan radius yang sangat luas. Jumlah radioisotop yang dilepaskan yaitu 9 ton (bandingkan dengan bom atom Hiroshima-Nagasaki yang "hanya" melepaskan 55 kg radioisotop). Sebanyak 56 orang meninggal, baik dari pihak kru reaktor maupun dari regu pemadam kebakaran. Sebagian besar meninggal 3 minggu hingga beberapa bulan setelah kejadian, akibat paparan radiasi yang melewati batas. Lebih dari 300.000 penduduk yang tinggal di sekitar daerah bencana diungsikan.

Kurang lebih seperti itulah pengetahuan saya tentang nuklir, dengan tambahan sedikit membaca artikel dari beberapa blog lain. Dari sini dapat disimpulkan, bahwa aturan keamanan yang dibuat pastinya telah dipikir secara matang oleh pihak yang mendesainnya. Tragedi Chernobyl adalah contoh nyata akibat dari pelanggaran prosedur keamanan oleh operator PLTN tersebut. Dalam kehidupan sehari-hari tentunya kita sering menemui orang yang tidak mengenakan helm saat mengendarai sepeda motor, itu merupakan contoh simpel pelanggaran prosedur keamanan oleh orang itu sendiri. Jadi intinya, Tragedi Chernobyl ini mengingatkan kita semua agar selalu mengikuti segala bentuk prosedur keamanan dimana pun berada. (Referensi: Dari berbagai sumber, terutama dari sini)

Fenomena Buah "Berry Hitam"

Mungkin yang satu ini antara tidak penting dan penting untuk dibahas. Berdasarkan data RIM pada September 2012, Indonesia dinobatkan sebagai pengguna BlackBerry terbesar se-Asia Pasifik. Namanya juga Asia Pasifik, tentunya meliputi Papua Nugini, Australia dan Selandia Baru. BlackBerry mendominasi pasar smartphone di Indonesia dengan 27%, diikuti Symbian 20%, Android 10%, Windows Phone 8%, dan iOS 2% (dari Tekno Kompas).

Logo BlackBerry
Setelah itu akan muncul pertanyaan: apa saja yang ditawarkan BlackBerry hingga memaksa lebih dari 5 juta orang Indonesia membelinya? Secara pribadi, saya membeli smartphone yang ber-operating system Android di saat hampir semua orang yang mengaku 'gaul' membeli BlackBerry. Suatu saat saya iseng bertanya kepada teman saya, "Kenapa pilih menggunakan BB (BlackBerry)?". Jawabannya pun cukup simpel, "Biar bisa BBM-an (BBM=BlackBerry Messenger)" katanya. Adanya instant messaging BBM bahkan menjadi alasan sebagian besar pengguna membeli BlackBerry, meskipun ada juga alasan konyol lain seperti mengikuti tren, ingin dianggap 'gaul', sekedar gaya, dan sebagainya. RIM sendiri menyebutkan, keunggulan Blackberry dibandingkan ponsel lain adalah layanan push email, namun berapa persen pengguna BlackBerry Indonesia yang memanfaatkan layanan ini? Saya yakin, >90% dari mereka hanya menggunakan layanan BBM pada BlackBerry. Bagaimana dengan fitur lain seperti full backup, 3rd party software, atau app world? Hanya sebagian kecil pengguna yang tahu, apalagi pernah menggunakannya.

Satu lagi pengalaman yang saya peroleh dari mengamati pengguna BB. Saat server BlackBerry se-Asia Pasifik mengalami gangguan, beberapa pengguna BlackBerry di Indonesia mulai mengomel sendiri di social media, seperti "BBM pending mulu, Ind**at nyebelin..", adalah konyol. Kemudian saya dapat menyimpulkan bahwa yang update status atau nge-tweet semacam itu adalah mereka yang tidak paham dengan smartphone yang mereka pegang itu sendiri. Server dan operator seluler, keduanya hal yang berbeda jauh, meski keduanya seringkali saling berhubungan. Singkat kata, mereka yang menyalahkan operator pada saat terjadi gangguan server mungkin tidak sadar bahwa yang dipegangnya saat itu adalah BlackBerry yang punya server tersendiri. Mungkin mereka pikir sistem kerja BlackBerry masih sama dengan Symbian (Menurut pengamatan saya, Nokia E-series yang ber-operating system Symbian sempat booming sebelum muncul BlackBerry).

Jadi secara umum, BlackBerry dikatakan smartphone bila dipegang oleh mereka yang benar-benar smart user. Orang kantoran, pebisnis, atau pekerjaan lain yang menuntut orang terlalu sibuk hingga tidak sempat membuka e-mail masuk, sangat cocok menggunakan BlackBerry. Tidak percaya? Buka Aplikasi dan Software BlackBerry dan baca "Teknologi Pengiriman Push". Bisa kita lihat sasaran utama RIM untuk produk smartphone mereka bukanlah setingkat pelajar atau mahasiswa yang hanya ingin dibilang 'gaul', tapi para businessman, atau mungkin orang yang mempunyai intensitas berkirim surel cukup tinggi.

Thanks :)